LMND

LIGA MAHASISWA NASIONAL UNTUK DEMOKRASI

Senin, 14 Januari 2013

Politik itu Baik




Anggapan bahwa politik itu kotor seringkali didasarkan pada realitas perpolitikan yang selalu menampilkan wajah buram dan penuh tipu daya. Anggapan ini tidak serta merta dibenarkan begitu saja. Karena hakekat politik yang sesungguhnya adalah untuk perbaikan bangsa bukan untuk merusak.
Jika realitas yang terjadi menunjukkan bahwa politik itu kejam, maka sesungguhnya yang kejam bukanlah hakekat politik, melainkan aktor-aktor (politisi) didalamnya yang bertindak kejam dan kotor. Praktik-praktik kotor para politisi itu hampir setiap hari dapat dilihat melalui berbagi media dengan mudah. Sudah menjadi rahasia umum pula, setiap pesta demokrasi digelar, praktik kotor politik uang pasti ada.
Realitas perpolitikan yang kotor ini, disebabkan karena kesalahan dalam memahami hakekat politik. Oleh karena itu, pengertian tentang hakekat politik yang benar, harus segera disosialisasikan dan ditekankan kepada masyarakat luas agar kesalahpahaman tentang hakekat politik bisa segera diluruskan.
Hakekat Politik
Kata “politik” berasal dari bahasa Yunani “polis” yang berarti “kota”. Yang dimaksud kota disini adalah negara. Kemudian di dalam teori ilmu politik dikenal istilah city-state (negara kota). Dari sinilah muncul pengertian awal tentang hakekat politik, yaitu seni untuk menata dan mengatur negara guna menciptakan kebaikan bersama warga kota (negara) tersebut.
Selain itu, kata politik juga bisa dihubungkan dengan kata “polite” yang berarti kesopanan atau kesantunan. Politik yang sesungguhnya adalah aktivitas yang bepegang teguh pada etika kesopanan dan sesantunan, dan bukan politik namanya, jika tidak menggunakan etika kesopanan.
Dalam Islam, terminologi Politik juga dikenal dengan nama siyasah, yang bermakna mengurusi. Orang yang terjun didalamnya dan melakukan pengurusan disebut siyasiy (politisi). Dari sini terlihat bahwa politik berkaitan erat dengan kegiatan pengaturan, pengurusan, dan pemeliharan berbagai urusan kemasyarakatan. Bila mengacu pada pengertian ini, jelas sekali politik adalah kegiatan yang mulia bukan aktivitas kotor.
Dari tiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa, politik adalah aktivitas yang dilakukan dengan landasan etika kesopanan guna mengatur berbagai urusan kemasyarakat serta memiliki tujuan terciptanya kebaikan bersama.
Salah Orientasi
Politik, selama ini hanya dimaknai sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kekuasaan (power) saja. Maka tidak heran jika perilaku politik yang nampak adalah kenyataan bahwa segala sesuatu menjadi “halal” untuk merebut, menggunakan dan mempertahankan kekuasaan.
Hans J Morgenthau, dalam Political Among Nations mengungkapkan bahwa politik merupakan perjuangan menuju kekuasaan. Dalam definisi yang lain juga disebutkan bahwa politik adalah seni meraih kekuasaan. Pemaknaan politik seperti ini jelas menyesatkan. Karena, segala sesuatu hanya diarahkan kepada kekuasaan saja (power oriented).
Kesalahan orientasi ini sudah menjangkit hampi ke semua lapisan politisi, dari yang tua sampai yang muda. Sekarang ini sangat sulit untuk membedakan antara politisi yang benar dan yang berpura-pura benar. Hampir tidak ada politisi yang tidak mengorientasikan aktivitas politiknya untuk merebut kekuasaan.
Power Oriented jelas sekali membuat seseorang gelap mata. Ia rela melakukan segala hal agar kekuasaan itu dapat diraih. Tidak peduli harus ditempuh dengan cara apapun. Jika seluruh politisi bertindak demikian, maka sesungguhnya yang mereka lakukan bukanlah berpolitik, melainkan saling rebut kekuasaan.
Pendidikan Politik
Agar hakekat politik yang bertujuan mengatur kehidupan masyarakat tidak kehilangan makna, maka perlu dilakukan penyadaran kepada seluruh masyarkat sekaligus penyadaran kepada politisi lewat pendidikan politik. Dalam hal ini partai politik lah yang harus betanggungjawab untuk menjalankan fungsinya, yaitu menyelenggarakan pendidikan politik kepada masyarakat.
Pendidikan politik nantinya harus mampu menciptakan paradigma baru tentang politik yang lebih segar dan komprehensif. Sehingga anggapan masyarakat tentang politik itu kotor akan tertepis dengan sendirinya.
Lewat pendidikan politik ini, diharapkan muncul politisi yang baik, bermoral luhur, serta memiliki keberanian yang tinggi dalam memperjuangkan dan mewujudkan ide-ide bagi terciptanya kebaikan masyarakat.
Untuk itulah dibutuhkan orang-orang baik untuk terjun dalam dunia politik. Dengan harapan orang-orang baik itu mampu mengimbangi kekuatan-keuatan orang jahat yang selama ini berkuasa di dunia politik. Akan tetapi, jika kaum yang bermoral justru menjauhi dunia politik dan ikut-ikutan menyatakan bahwa politik itu kotor, maka orang-orang jahat akan semakin bahagia, karena dengan leluasa mereka bisa melakukan berbagai tindak kejahatan.
Anggapan bahwa politik itu kotor disebabkan oleh kenyataan di dunia politik yang dipenuhi oleh orang-orang jahat yang berpolapikir kotor. Namun, pada hakekatnya politik itu adalah sebuah aktivitas yang luhur. Oleh sebab itu, untuk menjernihkan hakekat politik, orang-orang yang baik harus disadarkan dan dimobilisir untuk masuk kedalam dunia politik. Keberadaanya harus bisa menjadi kompetitor bagi orang –orang jahat. Wallahu a’lam bi al-shawab.

Oleh: Misbahul Ulum
                               (Tulisan ini dimuat pada Koran Wawasan, 22 September 2011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar